Kampung Tenun Songket di Desa Muara Penimbung Indralaya Ogan Ilir, Hasilkan Songket Warna Alam
Desa atau yang dikenal Kampung Tenun Songket sejak 2010 lalu ini terletak 35 Kilometer dari Kota Palembang.
TRIBUNSUMSELTRAVEL.COM, INDRALAYA - Desa Muara Penimbung Indralaya Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan menjadi tempat berkumpulnya para penenun Songket loh travellers.
Desa atau yang dikenal Kampung Tenun Songket sejak 2010 lalu ini terletak 35 Kilometer dari Kota Palembang.
Kalau travellers berkunjung ke sini pasti akan melihat suasana yang khas, dan mendengar suara hentakan kayu dari alat tenun Songket.
BACA JUGA:
• Kampung Tenun Songket di Desa Muara Penimbung Indralaya Ogan Ilir, Hasilkan Songket Warna Alam
• Melihat Rumah 100 Tiang di OKI, Syarat Pernikahan Pinangan Putra dari Pangeran Rejed
• Disbudpar Sumsel Belum Lakukan Penutupan Tempat Wisata Terkait Pencegahan Virus Corona
Suara kayu menghentak itu berasal dari Beliro (kayu panjang dan pipih) yang beradu dengan Sisir, alat untuk merapatkan benang tenunan.
Tangan lincah dari sang pengrajin membuat suara hentakan itu seperti berirama.
"Seperangkat alat ini namanya Gedogan," ujar Ketua Kelompok Tenun Kampung Mardiah.
Satu kelompok yang ia pimpin ada sebanyak 26 orang.
BACA JUGA:
• Dampak Virus Corona, Okupansi Hotel di Palembang Menyentuh Angka 50 Persen
• Dampak Virus Corona, TNKS Wilayah 5 Sumsel Tutup 6 Tempat Wisata Ini Sampai 29 Maret
• Melihat Rumah Limas di Uang Rp 10 Ribu, Miliki 5 Tingkatan dengan Makna Tertentu
Namun di desa tersebut, mayoritas penduduknya bisa membuat kain Songket dari rumahnya masing-masing.
"Setiap penduduk sini rata-rata bisa membuat kain Songket. Tapi tidak tersentra seperti kami ini," katanya.
Motif songket yang ada di sini cukup beragam.
BACA JUGA:
• Garuda Indonesia Beri Promo Menarik Ini Untuk Pelanggan Setia yang Ingin ke Palembang
• Kepala Dinas Pariwisata Palembang Minta Masyarakat Untuk Tak Berlebihan Tanggapi Virus Corona
Mulai dari Nanda Benaung, Bintang Berantai, Janda Beraes sampai ke motif hewan.
"Kami gabungkan menjadi motif yang lebih variatif. Sehingga tak terhitung lagi ada berapa motifnya," katanya.
Namun yang menjadi andalan, adalah kain songket Warna Alam.
BACA JUGA:
• Layani Wisman ke Pulo Kemaro, Yamin Pengemudi Kapal Cepat Tak Takut Virus Corona Pengaruhi Bisnisnya
• Tak Hanya Hujan, Hal Ini Juga Jadi Penyebab Produksi Kopi di Sumsel Menurun
Untuk benang dan tenunannya, menghasilkan warna alam yang lebih doff dan elegan.
Warnanya tersebut diambil memang dari alam.
Seperti Coklat yang diambil dari kulit pohon, kuning dari kulit jeruk dan lain-lain.
"Ada juga anak muda yang senang akan warna alam tersebut. Sebab lebih elegan dan cocok dengan baju yang dipakai," katanya. (RM Resha/Sriwijaya Post)
BACA JUGA:
• Musim Durian Tiba, Hasan Kirim Lempok Durian Hingga 1 Ton Ke Berbagai Kota Besar di Indonesia
• Tribun Sumsel Travel, Pemprov Sumsel Akan Gelar Sriwijaya Trail Run 2020 di Kota Pagaralam
• Panen Melon & Labu Kuning, Yuk Berkunjung ke Kampung Wisata Edukasi Pertanian Palembang Ini
TONTON JUGA:
Sumber: Sriwijaya Post
Buah Tangan Khas Palembang, Pia Sriwijaya dengan 4 Varian Rasa |
![]() |
---|
Gardenta Resto, Tempat Kuliner Baru di Palembang Tawarkan Konsep Unik dan Instagramable |
![]() |
---|
Mencicipi Kwetiau Sapi Jakarta dan Soto Betawi di Palembang, Rasa Enak Harga Terjangkau |
![]() |
---|
Buka Kembali, Bird Park Palembang Tawarkan Paket Spesial Berempat |
![]() |
---|
Menata Pariwisata di Era New Normal, Jangan Euphoria Namun Harus Perlahan |
![]() |
---|
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!